Oleh: Endah Octaningrum Wahani Sejati
Liburan di weekend ini sengaja perpustakaan
daerah menjadi tempat tujuan. Novel warna jingga ini tak sengaja terpandang.
Berpikir sejenak antara sudah baca atau belum karena jujur agak kurang update
dalam membaca apalagi membeli novel karangan Tere Liye. Membaca sekilas daftar
isi dan melihat identitas bukunya, ternyata ini karangan baru beliau, novel
2016. Buku ini otomatis langsung saya pinjam, tidak sampai dua hari novel ini
khatam dibaca.
Sama halnya novel-novel karangan Tere
Liye lainnya yang selalu menyuguhkan kisah yang seru, tak terduga, serta inspiratif.
Tentu novel ini memiliki quote yang menasehati tanpa menggurui. Bahasan sejarah
seperti peristiwa partai komunis dan sejarah Jakarta tempo dulu dibahas dengan
sudut pandang yang ringan membuat novel ini makin ciamik. Novel ini mengambil
atmosfer berbeda karena latarnya luar negeri, tidak hanya di Indonesia. Untuk
novel Tentang Kamu mirip-mirip cerita detektif dengan misi mengumpulkan,
menyusun lalu mengaitkan kepingan-kepingan puzzle misteri. Intinya novel ini
mampu mengaduk-aduk perasaan pembaca. Cocok dibaca untuk kalangan apa saja. Silahkan
menikmati resensi dari saya.
Buku Tentang Kamu karya Tere Liye |
Identitas Buku
Judul Buku: Tentang Kamu
Penulis: Tere Liye
Tebal Buku: vi + 524 halaman
Penerbit: Republika Penerbit, Jakarta
Tahun Terbut: Oktober 2016
Sinopsis
Jagoan dalam cerita ini berprofesi
sebagai pengacara firma hukum London Thompson & Co di Belgrave Square
berasal dari Indonesia, Zaman Zulkarnaen. Dia mendapatkan misi besar yaitu
mencari ahli waris dari seorang wanita tua yang memiliki kekayaan 1% dari
perusahaan multinasional yang sekiranya diuangkan dalam rupiah adalah 19
triliyun. Wanita tua itu bernama Sri Ningsih berasal dari Indonesia, meninggal
saat tinggal di panti jompo dekat menara Eifel. Zaman dibekali buku diary yang diberi petugas panti untuk
menelusuri jejak-jejak kehidupan Sri Ningsih. Disinilah petualangan Zaman
dimulai.
Diary wanita itu berisi lima bagian,
kalau di novel ini disebut juz. Juz pertama tahun 1946 – 1960 tentang
kesabaran, latar cerita kita akan menjelajahi Pulau Bungin yang ada di Sumbawa,
kehidupan para nelayan yang tidak asing dengan namanya pantai, perahu, ikan,
beserta rumah panggung. Disini akan disaksikan masa kecil Sri Ningsih yang
penuh dengan keharuan. Bersabarlah setiap perkara.
Juz kedua tahun 1961-1966 tentang
persahabatan, menceritakan euphoria persahabatan yang indah yang seriringnya
waktu berubah menjadi penghianatan karena adanya kedengkian yang begitu dalam. Kisah
ini juga bertepatan dengan tahun peristiwa komunis sedang bergejolak.
Juz ketiga tahun 1967 – 1979 tentang
keteguhan hati. Jatuh bangunnya Sri dalam belajar berbisnis, membangun bisnis
dan selalu berinovasi, keteguhan hati Sri ditempa sehingga perusahaan mampu
dimiliki. Diceritakan juga secara singkat sejarah Jakarta tempo dulu seperti
monas di kelilingi rerumputan, kerbau-kerbau yang bersliweran, asal mula dijuluki
pedagang kaki lima, dan lain-lain.
Juz keempat tahun 1980 – 1999 tentang
cinta. Sri selalu ingin menyakinkan diri bahwa pemuda itu mencintainya ketika
mengetahui pengorbanannya. Kisah cinta
sejati, Sri bertemu dengan Hakan pemuda Turki. Kisah cinta sederhana yang
diakhir kebersamaan terungkap sebegitu besar pengorbanan pemuda itu.
Juz terakhir tahun 2000 – sekarang tentang
memeluk semua rasa sakit. Mengisahkan perjalanan Sri yang bermigrasi dari London
ke Paris dan akhirnya meninggal di panti jompo. Bagian ini Sri akhirnya bisa
menerima dengan lapang segala kejadian yang menimpa dirinya.
Mengenai tokoh bernama Zaman
Zulkarnaen hanya sebagai perantara walaupun dia juga jagoan dalam tokoh ceria
ini. Disini kisah cerita Zaman diceritakan tidak terlalu mendetail nampun cukup
jelas dan menambah informasi kisah lainnya.
Kelebihan Novel
Alur cerita yang tidak mudah tertebak
sehingga membuat pembaca merasa tegang hingga penasaran dengan kelanjutan
cerita selanjutnya. Penggunaan bahasa Tere Liye yang selalu mengalir dan
menghanyutkan bahkan menenggelamkan pembaca. Terdapat banyak nasehat kehidupan
yang tidak menggurui.
Kekurangan Novel
Novel ini hampir minim kekurangan,
hanya saja sinopsis dibelakang cover buku belum mampu menggambarkan isi dari
keseluruhan cerita. Pembaca bisa saja tidak langsung tertarik ketika hanya
membaca sekilas sinopsis tersebut.
Muntilan, 31 Oktober 2017
0 komentar:
Posting Komentar