November sudah memasuki musim penghujan.
Bagaimana dengan perasaanku sendiri apakah masih gersang laksana tanah yang
rindu disirami hujan? Seharusnya jawaban hatiku tak pernah gersang karena Allah
ada di hati walau tesis tak kunjung ACC dari dosbing, hehehe…
Berkaitan dengan tesis yang belum kelar
membuatku agak sedikit merasakan kejenuhan, karena merasa pendidikan hanya
stuck berkutat di situ-situ saja misal di kost menatap laptop, print, kertas,
Kasur, guling, hihihi… sosialnya hanya waktu bimbingan di kampus.
Aku mengalihkan rasa jenuhku dengan bergumul
di lingkungan sosial yang baru ku hadapi. Ya aktifitas ini juga tak jauh-jauh
dari dunia pendidikan dan kampusku. Tanggal 14 November 2014 diadakan moment
penting yaitu seminar nasional matematika dan pendidikan matematika di
Universitas Negeri Yogyakarta, kenapa penting? Karena moment ini sebagian besar
peserta menganggap ajang silaturahiim, memperoleh kerabat baru dan pastinya
share ilmu maupun pengalaman. Moment ini bagiku lebih sangat penting.
(141115) Foto bersama teman setelah seminar umum |
Semnas bagiku tantangan baru karena pertama
kalinya menjadi pemakalah dari papper tulisan sendiri. Hal ini juga susah susah
gampang, harus menyiapkan abstrak, papper sendiri, buat PPT dan harus menguasai
isi dari papper yang dibuat. Dari sisi substansi yang didapat pasti pembicara
sangat menginspirasi dan dari teman-teman sekelas yang mengadakan seminar
parallel pun demikian. Dari segi pelayanan juga berbanding lurus, konsumsinya
enak dan ruangannya pun nyaman. Alhamdulillah. Pulang-pulang bawa seminar kit
dan sertifikat. Padahal bayarnya relative murah, seratus ribu. Ihiiir, mureh
yee…
(Lanjutan ngetik di bulan Februari 2016
sambil mengingat momen berkesan itu, hehe…#sibuk nih)
Dengan informasi yang mendadak akhirnya juga
merasakan seminar nasional yang kedua kalinya sebagai pemakalah dengan biaya
yang relative agak mahal. Karena dadakan juga aku setim sama sahabatku, Dewi
Mardhiyana. Aku minat banget ikut seminar karena lokasinya di Semarang, pengen
merasakan panaroma dan suasana kota Semarang, kota kelahiran ayah dan ibu kota
Jawa Tengah. Berangkat ba’da subuh langsung menghadiri sidang utama,
mendengarkan kajian di ruangan dengan santai kayak di pantai hingga makan siang
bersama. Nah waktu pelaksanaan sidang planel, jipeeer men, mereka nih para
peserta ekspert, makalahnya juga lebih berbobot. Yaudahlah confident ajaa, tohh
semua bakal terlewati, masa pembelajaran juga, mereka yang bagus-bagus kan
sudah lebih pengalaman karena dosen dan pendidik. Lah kami, gyahahaha…
(211115) Santai kek di pantai mengikuti Seminar Umum |
Pulang dari seminar kami kongkow-kongkow nih ngiter kota semarang di simpang lima yang macet gile, iyalah malam minggu, haha…
Di semarang juga dapet penginapan gratis,
makan pulak gratis, dan lebih pentingnya itu keluarga baru yang di dapatkan, duhh
jadi kangen rumah tauk…!
Hari itu juga rute jalan-jalan kami ke Sam
Pho Kong, mau ke Lawang Sewu gak jadi, soalnya susah cari parkiran jadinya cari
oleh-oleh, sholat dzuhur di Masjid Agung Jawa Tengah dengan khas payung kayak
masjid Madinah, tapi karena bukan hari Jumat jadi payungnya kagak kebuka, trus
ke Brown Canyon, cuss pulang sambil mampir cari tahu bakso.
(221115) Terima kasih sudah menerima kami sebagai keluarga baru |
(221115) Jalan-jalan ke Brown Canyon sebelum ke Jogja tercinta |
Alhamdulillah dikasih kesempatan mengukir
pengalaman yang tiada tara berharganya bersama sahabat-sahabat yang luar biasa.
Puji syukurku ku panjatkan.
Dan kabar gembiranya, Alhamdulillah dana
seminar nasional ke Semarang diganti, ihiiirlah, seneng kami yak.
Yogyakarta, 5 Februari 2016
Endah Octa Sejati
#latepost
0 komentar:
Posting Komentar