Gelora Rindu Tak Biasa

Mengakhiri bulan Februari yang katanya ini bulan cinta, maka upload-an ini menggoreskan tema cinta...

“Gelora Rindu Tak Biasa”

Mengapa kita orang yang tak pernah berjumpa dengan Rasulullah SAW sering merasakan rindu yang sangat bergelora kepada beliau?
Bahkan wajahpun tak pernah lihat, hanya sekedar membaca, dan mendengar cerita tentang keagungannya. Ajaibnya  gelora rindu kepada Rasul sanggup menghentakkan kalbu hingga tak terasa jika rindu itu sudah tak terpendam lagi, air matapun akan membasahi pipi kita.

Ternyata penyebab hentakan Rindu itu telah beliau hembuskan sejak 14 abad yang silam, dan kini kerinduan beliau bertemu dengan kerinduan kita umatnya, lembaran sejarah telah mencatatnya.
Sembilan hari sebelum wafatnya. Sepulang dari menunaikan haji wada’, turun firman Allah swt, “… wattaqu yauman… turja’uuna fiihi”. Sejak itu, tanda-tanda kesedihan sudah tampak dalam diri manusia mulia itu. Rosululloh lebih sering terlihat diam. Hingga pada suatu siang, beliau bersabda :
“Aku ingin mengunjungi makam para syuhada uhud,” dan Beliaupun pergi ke lokasi makam, berdiri di tepi makam para sahabatnya. “Assalamualaikum ya syuhadaa Uhud. Kalian telah lebih dahulu, dan kami insya Allah akan menyusul kalian. Dan aku insya Allah akan bretemu dengan kalian.”

Dalam perjalanan pulang, Rasul SAW menangis. Mendengar tangisan beliau, para sahabatpun sebagain terdiam dan sebagian lagi ikut menangis demi melihat Rasulullah SAW menangis. Merekapun bertanya, tentang sebab tangisannya. Dengan nada lirih, Nabi Allah itu mengatakan :
“Aku merindukan Kekasihku..”
“Bukankah kami ini adalah saudara-saudaramu, ya Rasulullah?” sergah para sahabat.
Rasullahpun  menjawab, “Bukan, Kalian adalah sahabat-sahabatku.” Beliau kemudian melanjutkan: “Kekasihku adalah orang yang datang setelahku, mereka tak pernah bertemu denganku, tapi mereka beriman kepadaku.”
Hiks... Hiksss #terharu

Terima kasih ya Rabb, telah engkau sisipkan Rinduku untuk Rasulullah, telah engkau pertemukan kerinduannya dengan kerinduan kami umatnya untuk berjumpa dengannya. Kamilah umat-umat yang terbaik. Kini, bimbinglah kami ya Rabbana, agar kami bisa istiqomah mengikuti sunahnya, agar kamipun bisa disebut kekasih yang telah Beliau Rindukan sejak 14 abad yang silam. Dan semoga kami bisa menatap wajah indahmu wahai Rasulullah.
“Allohumma sholi ala sayidina Muhammad wa ala alihi wa ashabihi ajma’in”

Maaf jika artikel kali ini plagiat (editnya dikit doank) karena dikerjakan secara mendadak dan dilanda miskin inspirasi, penulis secara khusus akan menjadikan ini sebagai media instropeksi diri dan pengingat jikalau lalai...
Semoga bermanfaat dan mencerdaskan...

Yogyakarta, Jumat 28 Februari 2014
Endah Octa Sejati

0 komentar:

Posting Komentar