Dag Dig Dug

Suasana puasa Ramadhan yang berasa sama saja setiap harinya. Saat ini Ramadhan ke 9. Menjelang matahari mulai merangkak ke peredarannya, kok hatiku jadi dag dig dug gini ya, haduh haduh hatiku jangan nakal donk.

Via Google
Bertepatan hari terakhirku berada di kota Yogyakarta. Apa mungkin karena akan melewati laut Jawa dengan ketinggian berapa ribu kaki, padahal biasanya gak gitu gitu amat nih detak jantungku, hayo kenapa nih sebenarnya? Aku juga mengalami perasaan gak enak gitu, apa ya?
Hmm.


Keberangkatanku jam setengah 4, tapi jam 2 ini aku masih adem ayem di desa Puluhan, maka ke Adi Sucipto (bandara Jogja) memerlukan waktu sekitar 45-60 menitan maka jam setengah 3 harus sudah check in tapi tak apalah telat-telat dikit, alhasil kebut-kebuatan lah om ku memacu motornya, hehehe, siiip om, berasa punya om Rossi deh...

Sesampainya jam setengah 3 lebih dikit lah, wuiiiih, cepet juga tanpa halangan yang berarti, aku juga sempat 'naksir' ma jaket yang dipake akhwat itu, jaket AC Milan (inceranku dari SMP itu). Mmm... ya urusan check in check in an selesai sudah, anteng dah di ruang tunggu, sepinya aiii ruang tunggu ini, gak kayak di Balikpapan, bandara Adi Sucipto kan tujuan penerbangannya gak sebanyak bandara Sepinggan menurut pendapatku (kalau salah silahkan dikoreksi).

Di ranselku gak ada buku sama sekali, sudah aku taruh di koper sih, ya sudahlah akhirnya aku mati gaya, aku hanya bisa bengong memperhatikan sekeliling, sesekali nonton tv yang siarannya sama sekali gak menarik.

Akhirnya mandala merah itu mempersilahkan penumpangnya masuk dan aku bertemu dengan seorang akhwat yang dulu waktu SMA sempat membuatku kagum tapi pas menatapkan langsung berbalik 180 derajat rasa kagumku, aku merasa miris, dengan mata kepalaku dia bergandengan mesra dengan yang bukan muhrimnya (ALLAH pinta hamba, 'selalu istiqomahkan hati hamba di jalanMu walau apapun hadangan yang terjadi'), sempat ngobrol-ngobrol dikit juga ma akhwat itu dan mereka berdua juga duduk di nomor 27 tapi yang A dan B. 

Nomor dudukku 27E, letaknya ditengah ya, tapi aku minta tukaran duduk yang di dekat jendela aja, bapak itu mau aja di ajak tukaran, risihlah kalo sebelah kanan-kiri bapak-bapak.
Penerbangan sudah mulai lepas landas, aku memperhatikan keadaan di luar jendela, hmm...sayapnya kok gak seimbang gitu sih, hahaha, 1/4 perjalanan, bapak-bapak yang duduknya di nomor 27F pergi kebelakang, tak lama disusul bapak sebelahku yang tempat duduknya ku rebut,hehehe. Ke toilet kali mereka, penumpang 27C juga pergi ke belakang, so pasti aku bisa melihat pemandangan sebelah kiriku yang 'huekz' mau muntah, aduuuh aku kan lagi puasa nih masa dikasih pemandangan yang kayak gitu sih mas mbak. Oke itu hak kalian mau mesra-mesraan tapi ini kan tempat umum dan orang-orang pada puasa, tolonglah dijaga adabnya.

Aku hanya memedarkan mata ke luar jendela,  posisi masih di pulau jawa sampai ada di laut jawa, bete juga nih, sepanjang perjalanan laut semua, aku mau maksain bobo aja tapi gak bisa, ya sudah aku putuskan mau cari inspirasi, tapi gara-gara pikiranku sudah ada yang mengkontaminasikan jadi ya inspirasi itu susah juga didapat, aku lihat awan-awan itu dan berpikir, empuk gak sih awan? Dan disaat aku berpuasa aku berpikir awan itu gulali, hmm... Surga gulali donk, banyak banget gulali di depan mata aku, rasanya mau aku comot tuh gulali, wkwkwk.

Aku mulai kehabisan mikir nih, masa gulali aja sih, bermain dengan perasaan aja sudah, hmm... Aku sudah tidak sabar mau bertemu dedeku yang sekarang katanya udah bisa berjalan, tidak hanya dedeku tapi semuanya, ibu dan adekku yang sudah hampir 7 bulan tidak tinggal bersamaku tapi sayang ayahku tidak ada, beliau kemarin sudah berangkat ke pulau itu. Hikz, sedih juga belum bisa kumpul semua. Ya selama kejenuhaku, aku hanya memikirkan wajah keluargaku yang lama tak berjumpo. Sempat terbersit, lah ini udah masuk pulau kalimantan dan aku menghitungnya ya 3/4 perjalanan lah, kok`tak balik-balik ya bapak-bapak itu dan pas aku menoleh ke belakang, ya elah, kursi belakang banyak yang kosong toh, pantas aja.

Langsung aja sudah ke endingnya, aku bahagia banget nyampai dengan selamat di kota kelahiranku ini, aku disambut tiga manusia yang sangat aku rindui walau seharusnya empat manusia. Dan sesampai di rumah, aku bahagia dengan banyaknya makanan, maka aku gak ada bawa oleh-oleh makanan, senangnya ini. Dan ternyata perasaan wanita memang sangat tajam, terjawablah perasaan gak enak itu yang mengganjal hatiku dari tadi siang di kota Yogyakarta...
Hmm...hahaha aku hanya tertawa aja sudah, mau gimana lagi pank.
Sekian curhatan dari saya, semoga bermanfaat.

Endah Octa Sejati

1 komentar:

Unknown mengatakan...

TTg Adi Sucipto sepi tuh kyknya memank lg gda penerbangan aja sore itu,,,lagipula Kn lebih Luas Ruang tunggu Adi Sucipto drpd Sepinggan,,jadinya ruangan sesempit itu di sepinggan trlihat ramai,,tp biasanya klo aq ke BPP,,ruang tunggunya adi sucipto selalu ramai,,

Posting Komentar